MI MITAHU'L NIDA

ASSALAMU'ALAIKUM, Wr. Wb

S
itus ini dibuat sebagai media informasi dan silaturrahmi untuk kita semua. Adapun isi tulisan yang ada didalamnya merupakan tulisan yang bersifat umum dan tentunya masih banyak sekali kekurangan yang harus kami perbaiki seiring berjalannya waktu untuk itu segala kontribusi konstuktruktif dari para pengunjung sangat kami harapkan

semoga Bermanfaat, terima Kasih.

Billahitaufiq Walhidayah
Wassalamu'alikum, Wr.Wb


Sabtu, 09 Juni 2012

CERITA MOTIVASI :

CERITA WORTEL, TELUR DAN KOPI Assalamualaikum wr.wb. Sobatku sekalian artikel (Andriewongso ) berikut ini sngat bermanfaat untuk kita semua : Sepulang dari sekolah Andi membanting pintu dengan keras. Kaget dengan suara keras dari pintu yang dibanting, ayahnya yang seorang koki di restoran menghampiri andi dan bertanya: “Apa yang terjadi Andi, kelihatannya kau sangat marah?” Hari ini adalah hari terburuk dalam hidupku ayah?”, kata Andi. “Memangnya ada apa Ndi?” lanjut sang ayah. Sudahlah yah, aku tidak ingin membicarakan hal-hal yang tidak aku sukai ini, jawab Andi dengan ketus sambil masuk kamar tanpa mengabaikan ayahnya. Saat makam malam tiba, Andi bersama ayahnya melahap makanan yang telah dimasak sendiri oleh Ayahnya. Ibu Andi sudah meninggal dan mereka tidak memiliki pembantu. Setelah makan selesai dengan nada tenang, ayah Andi bertanya: ceritakan kepada ayah kejadian tadi siang yang membuatmu jengkel, ayah ingin mendengarnya. Dengan nada malas Andi berkata, baiklah. Bagaimana aku tidak sebel, sewaktu aku di kantin sedang makan tiba-tiba nita, pacarku minta putus tanpa kasih tahu alasannya, habis itu aku ulangan dapat nilai nol alias salah semua pas pulang nabrak ayam orang dan harus menggantinya lima puluh ribu. Sepertinya semua jahat kepadaku, nita, pak guru dan ayam sialan itu. Setelah Andi selesai bercerita, ayahnya mengajak andi pergi ke dapur. “Ayo sini, aku tunjukkan sesuatu untukmu”. Dengan berat hati Andi mengikuti ayahnya ke dapur. Setelah sampai di dapur Ayahnya menyalakan 3 tungku yang msing-masing berisi air kemudian direbus. Setelah air mendidih, pada panci pertama dimasukkan wortel, panci kedua telur dan panci ketiga bubuk kopi. Dengan penuh keheranan, Andi menunggu aksi selanjutnya yang akan didemonstrasikan ayahnya. Setelah 15 menit berlalu, sang ayah mengangkat wortel, telur, dan kopi yang sudah terseduh dari ketiga panci tersebut dan memberikannya kepada Andi sambil berkata: “wortel yang sebelumnya keras berubah menjadi lembek setelah direbus. Telur yang sebelumnya lembek (encer) berubah menjadi keras setelah direbus. Serbuk kopi yang semula tidak enak untuk dinikmati berubah menjadi kopi special yang nikmat rasanya setelah direbus dengan air mendidih.” “Apa hubungannya dengan kejadian tadi siang yang menyebalkan itu ayah?” Tanya Andi menyelidik. Telur, wortel, dan kopi mewakili 3 sifat manusia yang berbeda. Perhatikanlah telur! Telur yang sebelumnya lembek (encer) berubah menjadi keras setelah direbus. Mewakili karakter hidup manusia yang dalam kehidupan normalnya adalah seorang pribadi yang lemah lembut dan santun berubah menjadi sosok yang kasar, beringas dan merusak setelah menghadapi kesulitan dan masalah hidup. Perhatikanlah wortel! Wortel yang sebelumnya keras berubah menjadi lembek setelah direbus. Mencerminkan karakter hidup insan yang dalam kehidupan normalnya adalah seorang figure yang tegar dan tegas berubah menjadi diri yang lemah, mudah menyerah dan putus asa saat masalah datang menghampirinya. Perhatikanlah serbuk kopi! Serbuk kopi yang semula tidak enak untuk dinikmati berubah menjadi kopi special yang nikmat rasanya setelah direbus dengan air mendidih. Menyimbolkan pribadi yang kelihatan biasa-biasa saja dalam kesehariannya namun mampu menjelma menjadi pribadi yang mampu memberi warna lingkungannya (memberikan pengaruh positif pada masyarakat) setelah masalah dan kesulitan hidup menyapanya. “Andi, pilihan ada di tanganmu. Kamu boleh menjadi pribadi telur, wortel atau kopi setelah mengalami masalah. Karena kamulah sendiri yang akan menuai hasil dari pilihanmu,” kata ayah Andi menutup nasihatnya.